, , , ,

Monev Pelaksanaan Pengabdian DRTPM 2024

Magelang, 6 Oktober 2024 | Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tidar melakukan monev lapangan kepada para penerima dana Pengabdian DRTPM Tahun Anggaran 2024. 

Monev pertama dilakukan terhadap kelompok pengabdian yang diketuai oleh Ikhwan Taufik, S.T., MEng. dengan judul Penerapan Teknologi 3D Printing untuk Pembuatan Souvenir Miniatur Area Candi Borobudur Khas Desa Kalirejo. Mas Ikhwan Taufik dalam keterangannya menyampaikan memilih judul ini karena adanya keresahan melihat kerajinan miniatur Stupa dan Arca di desa Kalirejo menggunakan hanya batu saja, jika dilakukan produksi secara masif akan lama dan berdampak pada lingkungan. Oleh karena itu salah satu solusinya adalah dengan menggunakan teknologi 3D printing agar lebih cepat. Bahan yang digunakan biodegredable dan ramah lingkungan. Selain itu, bisa menarik wisatawan untuk membeli souvenir yang bisa di custom dengan cepat untuk oleh-oleh. hal ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga khususnya melalui objek wisata.

Karya miniatur arca dan candi hasil cetak mesin 3D Printing

Pak Sutajib, Ketua kelompok sadar wisata (POKDARWIS) menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada kelompok PKM khususnya, dan juga Universitas Tidar karena telah mendampingi dan memberikan pelatihan 3D printing yang sangat bermanfaat untuk POKDARWIS desa Kalirejo. Menurutnya, hal ini adalah warna baru dalam meningkatkan perekonomian desa Kalirejo, apalagi desa tersebut sedang gencar membranding desa wisatanya. Dengan alat 3D printing ini kedepan oleh-oleh dari desa tidak hanya makanan, minuman saja tetapi juga souvenir yang bahkan bisa di cetak sesuai permintaan pelanggan.

Pada hari yang sama ini, monev dilanjutkan terhadap kelompok yang diketuai oleh Serafica Btari Christiyani Kusumaningrum dengan judul Upaya Peningkatan Peran Sosial Masyarakat serta Optimalisasi Pengelolaan Sampah Berbasis Biokonversi Black Soldier fly (BSF) dan Kompos Organik di Desa Wringinputih Kecamatan Borobudur.

Mesin pembubur sisa makanan untuk pakan Maggot (merah) dan Mesin Pengering Maggot (hijau).

Shefa Dwijayanti Ramadani, S.Pd., M.Pd. salah satu anggota kelompok PKM ini menyampaikan alasan memilih program Maggot ini karena sebelumnya Tim melakukan Analisa dan menemukan adanya permasalahan dan peluang di TPS 3R desa Wringinputih. Diantara permasalahan adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah, dan kepedulian terhadap lingkungan serta peluang ekonomi dalam pengelolaan sampah serta produk turunannya.

Salah satu produk turunan pengelolaan sampah di TPS 3R desa Wringinputih yang sudah dikerjakan adalah budidaya Maggot, tetapi belum dikelola dengan baik. Oleh karena itu tim memutuskan membantu agar sumberdaya yang sudah ada bisa dimanfaatkan lebih baik lagi.

Dengan adanya masalah dan peluang hasil investigasi Tim, dari yang sebelumnya Maggot dikelola sekedarnya saja, serta minimnya kesadaran masyarakat akan pengelolaan lingkungan, Tim melakukan pelatihan pengelolaan manajemen sumberdaya dan pelatihan program kerja yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan terhadap pengelola TPS dan Karang taruna setempat.

Dengan teknologi dan inovasi yang diberikan, TPS 3R desa Wringinputih mampu mengelola sampah lebih baik lagi dan mampu meningkatkan kecepatan produksi dan nilai jual yang lebih baik. Produksi maggot bisa mencapai 100 kg per-Bulannya.

Pak musyafari ketua TPS 3R desa Wringinputih menyampaikan bahwa kelompoknya dalam satu semangat yang sama, karena program pengabdian dari Untidar sudah menjawab banyak tantangan dan permasalahan yang sebelumnya menjadi kendala yang sulit dipecahkan.

Permasalahan yang sebelumnya dihadapi yaitu kesadaran masyarakat yang belum baik karena belum bisa memilah sampah organik dan anorganik, sekarang sudah bisa diajak berkompromi.

Harga jual maggot yang dulu murah, dan hanya di jual basah, sekarang Harga sudah sangat layak dan jauh dari harga sebelumnya.

Saat panen melimpah bingung karena tidak mudah menjual Maggot, kebanyakan tidak terjual karena menjadi lalat sebelum terjual, sekarang sudah ada teknologi pengering Maggot sehingga tidak lagi bingung saat panen melimpah, bisa dikeringkan dan di simpan sampai berbulan-bulan.

Sebelumnya mencari suplai makanan maggot susah karena banyak yang tidak bisa diberikan kepada Maggot, sekarang dengan teknologi pelumat sisa makanan dari Tim pengabdian Untidar sehingga sisa-sisa makanan bisa langsung diberikan kepada Maggot.

Hasil monev pengabdian DRTPM ini Tim monev merasa puas dengan proses serta pencapaian yang dilakukan oleh Tim pelaksana Pengabdian Untidar.

Di Tulis oleh Ahmad Sapuan