Pusat Studi Smart and Sustainable Cities (SSC)

Konsep kota cerdas menjadi salah satu harapan dalam upaya pencapaian SDG 11. Konsep ini tidak hanya berkembang di negara-negara Global North tetapi juga berproliferasi di negara-negara global South (Martin, Evan and Karnoven, 2018; Datta and Odendaal, 2019; Pratama, 2023). Sebagai konspe yang multidisiplin, belum ada defisini Tunggal mengenai kota cerdas namun demikian banyak dari para peneliti dan praktisi Pembangunan kota menitikberatkan pada penggunaan teknologi informasi dalam menata dan mengelola permasalahan perkotaan (Chourabi et al., 2012; Kitchin, 2022; Pratama, 2022). Di Indonesia, kota cerdas berkembang sejak 2017 pada saat pemerintah mencanangkan Gerakan kota cerdas di Indonesia. Beberapa studi yang dilakukan menunjukkan bahwa ada mispersepsi tentang pembangunan kota cerdas, yaitu persepsi teknologi yang begitu mendominasi (Pratama, 2021).

Pusat Studi Smart and Sustainable Cities didirikan sebagai inisiatif penting untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya target ke-11 yang berkaitan dengan pembangunan kota dan komunitas yang berkelanjutan. Prioritas utama pusat ini termasuk mengembangkan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang efisien untuk e-government, serta memperkaya bidang Sosial Humaniora dengan aspek-aspek seni, budaya, dan pendidikan.
Di Indonesia, keberadaan pusat kajian serupa, seperti Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Pusat Studi Smart City dan Transportasi Berkelanjutan (Pustral) di Universitas Gadjah Mada (UGM), telah memperlihatkan pentingnya riset dalam bidang ini. Yang membedakan Pusat Studi Smart and Sustainable Cities adalah fokus riset yang spesifik pada pengelolaan kota cerdas dengan pendekatan berkelanjutan. Melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, industri, dan masyarakat, pusat ini memiliki tujuan jangka panjang untuk mendorong perubahan yang signifikan dalam tata kelola kota di Indonesia untuk menciptakan komunitas yang lebih cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.

Lingkup Bidang Kajian

Digitalisasi Tata Kelola Perkotaan yang Berkelanjutan: Penggunaan teknologi digital kontemporer seperti Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Internet of Things, Blockchain untuk meningkatkan efisiensi implementasi sistem informasi untuk pengelolaan kota di berbagai aspek seperti layanan publik, perencanaan tata ruang, perencanaan program pembangunan dlsb demi mencapai perkotaan yang efisien, responsif, dan ramah lingkungan.

Pengarusutamaan Keberlanjutan dalam Pembangunan Perkotaan: Integrasi prinsip keberlanjutan dalam pembangunan kota, yang mencakup pertumbuhan ekonomi yang ramah lingkungan, infrastruktur hijau, dan kebijakan yang mendukung pengurangan emisi karbon, untuk menciptakan kota yang inklusif dan berkelanjutan.

Aplikasi Teknologi dalam Isu Kontemporer Perkotaan: Pemanfaatan inovasi teknologi, seperti sensor pintar dan AI, untuk mengatasi tantangan perkotaan modern termasuk polusi, kemacetan, dan pengelolaan sumber daya, dengan menyediakan data penting untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

Rekam Jejak

2018: Kajian Narasi Kebijakan Kota Cerdas di 4 Kota di Indonesia

  1. Pratama, A. B. (2021) ‘“ Smart is not Equal to Technology ”: An Interview With Suhono Harso Supangkat on the Emergence and Development of Smart Cities in Indonesia’, Austrian Journal of South-East Asian Studies, 15(1), pp. 1–7.
  2. Pratama, A. B. (2022) ‘Demystifying Smart Cities: Practical Perspectives on How Cities can Leverage the Potential of New Technologies’, Urban Research & Practice. doi: 10.1080/1097198x.2021.1954322.
  3. Pratama, A. B. (2023) The social interface of smart city development: An empirical study in Magelang City, Indonesia. University of Bonn. Available at: https://hdl.handle.net/20.500.11811/11019.

2019-2020: Kajian Kesiapan birokrasi dalam Pembangunan kota cerdas 

  1. Pratama, A. B., & Imawan, S. A. (2020). Bureaucratic readiness for smart city initiatives: a mini study in Yogyakarta City, Indonesia. In Smart Cities in Asia. Edward Elgar.  DOI: https://doi.org/10.4337/9781788972888.00018
  2. Pratama, A. B., & Imawan, S. A. (2019). A scale for measuring perceived bureaucratic readiness for smart cities in Indonesia.  Public Administration and Policy: An Asia Pacific Journal, 22(1).

2020-2021: Kajian dan Review Literatur Kota Cerdas dalam Perspektif Global

  1. Pratama, A.B. (2021) Knowledge Distribution on Smart City Research: An Overview of Systematic Literature Reviews.  Journal of Urban Culture Research. 23 (December).25-43. doi:10.14456/jucr.2021.18
  2. Pratama, A.B. (2021) Smart is not equal to Technology: An Interview with Suhono Harso Supangkat on the Emergence and Development of Smart Cities in Indonesia. Austrian Journal of South-East Asian Studies.15 (1). 1-7. https://doi.org/10.14764/10.ASEAS-0055

2022: Kajian Kritis terhadap monograph kota cerdas di Global North

  1. Pratama, A. B. (2022) ‘Demystifying Smart Cities: Practical Perspectives on How Cities can Leverage the Potential of New Technologies’, Urban Research & Practice. 15 (1), 163-165 doi: 10.1080/1097198x.2021.1954322.

2023: Kajian Implementasi

  1. Pratama, A. B. ‘Frankenstein Urbanism: Eco, Smart and Autonomous Cities, Artificial Intelligence and the End of the City’ Environment and Urbanization Asia. (Book Review). (2023). 14(1), pp. 158–160. https://doi.org/10.1177/09754253221151150 
  2. Pratama, A.B., Amber, H, Shershunovich, Y & Bueno Rezende de Castro, A. ‘Do smart cities perform better in governing the COVID-19 crisis? Empirical evidence from Indonesian cities, Urban Governance. 3 (1), 58-66. doi: 10.1016/j.ugj.2023.02.003
  3. Pratama AB (2023) The social interface of smart city development: An empirical study in Magelang City, Indonesia. University of Bonn. Available at: https://hdl.handle.net/20.500.11811/11019.